Cerita lain dibalik Gempa di Jepang

Hari ini berkesempatan ngumpul-ngumpul sama teman, Rini – kepala sekolah Kaori-bunka en dan Yumeina, sahabat mamie yang “nampung” mamie selama di Matsuyama, Jepang.

Sebenarnya janjian bertemu ini sudah beberapa hari yang lalu, sebelum terjadi bencana di Jepang kemarin. Akibatnya kami jadinya lebih banyak membicarakan tentang keadaan di sana. Yang pertama adalah menanyakan tentang keadaan teman-teman yang ada disana. Kebetulan teman-teman dominan adanya di Fukuoka, Hiroshima dan Matsuyama bagian selatan dari Jepang membuat mereka tidak merasakan langsung efek dari gempa dan tsunami ini. Tetapi beberapa teman juga ada yang tinggal di Tokyo masih ada yang belum kami tahu keadaannya. Adapun yang membalas sms yang dikirim oleh Rini, jawabannya adalah, “mohon doanya, kami takut sekali”. Dengan jawaban tersebut sama sekali tidak membuat kita merasa tenang.

Tetapi diantara keprihatinan yang kami rasakan, keadaan bencana di Jepang juga menimbulkan cerita-cerita yang patut diambil manfaatnya:

1. TERTIB

Diceritakan keadaan di sebuah penampungan yang nampak dari tv news NHK, dimana ada sekitar 600 san orang yang berkumpul di penampungan tersebut duduk di kursi yang diatur theater style, berbaris rapi dan orang-orang yang ditampung pun duduk dengan tenang tidak ada kekacauan yang kadang terlihat di penampungan-penampungan bencana di negara kita.

2. SABAR

Diceritakan juga tentang keadaan yang tidak mendukung dari segi angkutan, oleh karena itu semua orang berusaha untuk memakai taxi, di toko pun demikian karena kebutuhan pasca gempa itu meningkat sehingga toko sangat kewalahan melayani pembelinya. Tetapi apa yang terlihat adalah, mereka dengan sabar mengantri hingga panjangnya sekitar + 1km. Terbayang jika hal tersebut terjadi di negara kita, ada kemungkinan toko tersebut sudah habis dijarah dan kemungkinan orang-orang sudah berebut untuk naik taxi

3. BERSYUKUR

Seorang ibu yang diwawancarai ketika dia diberikan onigiri (nasi jepang yang berbalut rumput laut) berkata, “saya senang sekali mendapatkan makanan ini, minimal saya tidak merasakan lapar lagi untuk sementara”. Padahal cuma segumpal nasi saja yang diterima tanpa ada keluhan sedikit pun. Mungkin mereka paham hal ini terjadi karena alam, sehingga mereka tidak mengeluh dengan keadaan.

Diantara kisah-kisah ini dari sisi akhlak perlu menjadi contoh bagi kita-kita, semoga mereka semua dilindungi, dan bencana gempa yang masih berlangsung ini tidak akan berlanjut lebih fatal lagi. Amin

 

 

14 thoughts on “Cerita lain dibalik Gempa di Jepang”

  1. Semoga saudara-saudara kita yang ada di sana diberi kekuatan melewati masalah ini.
    Berharap ketertiban, kesabaran dan rasa syukur ketika bencana menular ke negeri kita.

  2. Semoga saudara-saudara kita yang ada di sana diberi kekuatan melewati masalah ini.
    Berharap ketertiban, kesabaran dan rasa syukur ketika bencana menular ke negeri kita.

  3. cerita yg patut disebarkan ke orang-orang Indonesia.
    Namun patut dimaklumi, jumlah penduduk Indonesia yg besar dan luas wilayah yg besar, kadang menyebabkan ketersampaian informasi sampai ke masyarakat blum memadai.
    Walaupun ada sekolah dan sistem pemerintahan, tetap blum bisa memberikan pengetahuan tentang bencana dan mitigasinya.

  4. cerita yg patut disebarkan ke orang-orang Indonesia.
    Namun patut dimaklumi, jumlah penduduk Indonesia yg besar dan luas wilayah yg besar, kadang menyebabkan ketersampaian informasi sampai ke masyarakat blum memadai.
    Walaupun ada sekolah dan sistem pemerintahan, tetap blum bisa memberikan pengetahuan tentang bencana dan mitigasinya.

  5. nah beda sekali ya mam, sama sodara sodara kita yang tertimpa bencana erupsi merapi kemarin, di suruh mengungsi saja sulit, sehingga pake acara penjemputan paksa melibatkan personel militer

    kita memang harus banyak belajar 🙂

  6. nah beda sekali ya mam, sama sodara sodara kita yang tertimpa bencana erupsi merapi kemarin, di suruh mengungsi saja sulit, sehingga pake acara penjemputan paksa melibatkan personel militer

    kita memang harus banyak belajar 🙂

Leave a Reply to mamie Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *