Sementara bekerja, mamie dapat info melalui bbm yang masuk dari salah seorang teman tentang gempa di Jepang dan tsunami. Dengan 8.8 SR harusnya sudah merupakan hal yang mengagetkan apalagi disertai tsunami.
Jelas kagetlah mamie dan berusaha mencari kabar tentang hal ini melalui internet. Karena kebetulan seruangan dengan Mr. H yg keluarganya tinggal di Shizuoka, mamie akhirnya bertanya kepada dia. Apakah keluarganya baik-baik saja? Karena setau saya dia tinggal tidak terlalu jauh dari pantai.
Jawabannya saat itu, telepon tak bisa dihubungi, dugaannya mungkin infrastruktur yang rusak ataupun overload karena terpakai oleh banyak orang.
Tetapi saya bertanya lagi, bukannya tadi sempat berbicara dengan orang kantor yang di Shizuoka? Apa mereka baik-baik saja dan apakah tidak sekalian minta tolong untuk ditanyakan keadaan keluarganya.
Sungguh mengagetkan jawabannya,
“Tidak mungkin saya bertanya menyuruh mereka untuk mencari tahu tentang keluarga saya, karena saya menelponnya karena urusan pekerjaan”
*hmm*
Lalu saya bertanya lagi, jika begitu berusahalah cari tahu tentang keluarga dengan cara lain.
Jawaban yang lebih mengagetkan mamie terima;
“Yah kalau mereka ada apa-apa mereka pasti menelpon”
OMG
Bisa bayangkan mamie bekerja dengan orang Jepang yang seperti ini? Apakah karena mereka terlalu patuh akan aturan pemisahaan antara pekerjaan dan hal pribadi.
Yah seandainya hal yang tidak urgent seperti ini sepantasnya memang tidak dilakukan, tetapi saat ini?
Untuk kali ini saya tidak paham apa yang ada dalam pikirannya, walaupun hatinya mungkin sama seperti mamie.. Kuatir, was was dan ingin tahu.
I don’t know
Semoga semuanya baik-baik saja. Amin
#prayforjapan