Alasan pertama saya menonton film ini adalah tertarik dengan ulasan Daeng Gassing. Cara dia mereview membuat penasaran, seperti ada yang ingin disembunyikan yang justru menjadi hal yang menarik dalam film ini. Walaupun akhirnya saya jadi tahu sedikit jalan ceritanya, saya tetap ingin nonton dengan alasan “ingin tahu”.
Pengetahuan yang mengubah saya mengambil kesimpulan dari film ini. Banyak hal yang kita tidak tahu dan pahami di sekitar kita. Keingin tahuan terhadap masa lalu pula yang membuat Gemma (Penelope Cruz) kembali ke Sarajevo untuk mengenang episode hidupnya. Jelas sekali terasa bagaimana sutradara membuat kita mengikuti alur pemahaman Gemma. Kenangan-kenangan yang dibawa pulang ke Italia bersama dengan anak yang dari suaminya tercinta.
Kenyataan kadang tidak sesuai dengan apa yang kita tahu. Itulah yang terjadi. Bertahun-tahun dia membawa dan memperlakukan anak angkatnya sebagai anak suaminya yang dicintainya. Obsesi akan anak yang membuat dia rela membiarkan suaminya untuk membuahi wanita lain. Dia mencintai anaknya sebagai peninggalan suaminya yang akhirnya tewas bunuh diri tanpa dia ketahui alasannya.
Kenyataannya, anak tersebut bukan anak suami dari Gemma. Seiring dengan pengetahuannya yang akhirnya membuat dia merasa mengerti kenapa sampai suaminya memutuskan untuk meninggalkannya dan terjun ke jurang.
Cerita ini memang pantas ditonton tanpa pengetahuan sebelumnya. Biarkan mengalir dengan ketidaktahuan. Biarkan detik demi detik serpihan-serpihan momen terkumpul menjadi untaian kisah yang kadang di luar dari dugaan.
Apapun tentang keingintahuan itu wajar, tetapi yang penting adalah kita selalu harus siap dengan kenyataan yang mungkin berbeda dengan apa yang kita pahami selama ini. Apakah kita mampu bersikap sama seperti sebelumnya?
Penyajian cerita ini sama seperti hidup, semua penuh rahasia dan kadang akhirnya kita akan mengatakan “oh.. ternyata”. Pengetahuan pun bisa membuat kita berubah, baik sikap hati ataupun tindakan. Tetapi ada yang utama yang tidak tersentuh oleh pengetahuan. Apapun itu cinta tulus seorang ibu tidak akan terpengaruh apa-apa, bahkan oleh keganasan nafsu yang kadang menguasai manusia. Cinta yang murni, cinta ibu kepada anaknya.