Numerologi dan hidupku

Saya tertegun dan menatap mata yelly yang bening kecoklatan terbias karena lensa kontak yang digunakannya. Dia dengan gamblang menyampaikan tentang keadaan hidup saya seperti buku yang sudah tercetak rapih dan siap dibaca.

Saya menatap kertas yang bergambar piramida terbalik, berisi angka-angka yang tidak saya mengerti dari mana asalnya, kecuali deretan paling atas di piramida itu, tanggal lahir saya.

numbers
numbers

“Ibu, di sini terlihat ibu mengalami kegagalan dalam berkeluarga, dan punya potensi untuk bunuh diri”. Sadis yah. Seperti kisah-kisah drama korea saja. Tetapi memang itulah yang terjadi.

Saya menerawang, mencoba mencari-cari serpihan kisah-kisah hidup saya yang berhubungan dengan itu. Memang benar adanya. Ini sepertinya bukan ramalan, tetapi konfirmasi saja terhadap apa yang saya sudah bawa sejak lahir, ya.. melalui tanggal lahir itu.

“Ibu ini orangnya dekat sama orang besar, tetapi tidak langsung. Mungkin karena kerjaan atau hubungan kekerabatan”, Yang ini entahlah. Saya dari dulu menganggap semua manusia sama saja.

Saya penasaran, lebih lanjut saya mengajukan beberapa tanggal lahir lagi, milik orang-orang terdekat saya. Karakter yang disampaikan pun cenderung sama. Menilik sampai ke unsurnya dimana hubungan dari dua karakter bisa lebih dominan dari yang lain. Ini super, pikirku

Numerology, saya jadi tertarik dan mencari tahu tentang ilmu ini. Saat sekarang memang sudah berkembang, dan dijadikan sebagai salah satu tools bagi paranormal untuk mengungkap apa yang tak terbaca secara umum.  Saya menganggap ini ilmu pengetahuan, sama seperti tanggapan saya terhadap hasil fingerprint test yang dilakukan oleh kedua bocah saya. Horoskop dan Shio memang bukan untuk dipercayai tetapi bisa menjadi petunjuk. Itu menurutku

Saya tidak berpikir satu metode bisa mewakili membaca pribadi secara keseluruhan tetapi dengan banyaknya referensi justru saya bisa memiliki data potensi khususnya tentang diri saya dan orang-orang terdekat saya. Kapasitas dan kelemahan pasti terlahir bersamaan dengan munculnya kita di dunia ini.

Memang benar, sejak kita mulai bisa memisahkan mana antara bahagia dan derita, antara sukses dan melarat, antara jahat dan baik. Kita melihat diri kita menjadi sesuatu yang cenderung kita inginkan. Tetapi apakah itu bisa diubah? Saya tidak mau berpikir terlalu jauh. Mungkin memang ada yang terlahir sebagai orang yang nantinya jadi pemimpin, tetapi bisa jadi jahat atau baik. Menurut saya kesadaran adalah yang paling utama. Menyadari takdir kita dan saya tidak akan menolaknya. Saya punya keyakinan jika saya mencintai apa yang saya miliki sekarang itulah yang terbaik.

Begitu pun untuk orang-orang lain. Saya jadi bisa melihat dan belajar untuk memaklumi karakter orang lain. Tidak perlu menyalahkan tetapi dengan segala kelebihan bisa dimaksimalkan, kekurangan bisa diminimalisir. Belajar membaca membuat saya sadar. Ada hal yang tidak bisa saya pilih. Yang bisa saya lakukan adalah mencintai hidup saya yang sekarang.

Jika saya mengingkarinya, saya yakin keburukan akan lebih dari sekadar takdir yang sudah dituliskan.

Jaga niat dan berbuat tulus penuh kasih sayang. Itu saja kuncinya.

TSM, Tempat Semua Menyatu

Keluarga saya beragam. Dari sudut agama dan status sosial dengan saudara-saudara sangat berbeda. Walaupun sejak kecil kami memulai kehidupan dengan sumber yang sama, didikan yang sama, namun proses perkembangan pribadi dan lingkungan yang berbeda menjadikan kami menentukan arah sendiri-sendiri.

Sejak menjadi mualaf, berpindah keyakinan memeluk agama Islam, terus terang perbedaan itu terasa juga. Walaupun dari saudara-saudara lain tetap berusaha untuk bisa menyatu. tetapi tidak akan sama seperti dulu. Itu yang saya rasakan. Rasa canggung, ragu dan takut membuat ketersinggungan yang tidak sengaja tetap saja ada.

Kakak  perempuan saya yang sudah lama merantau di Jakarta memang memiliki kehidupan ekonomi yang lebih dari saya. Di saat liburan sekolah dia dan keluarga pulang ke Makassar. Bareng dengan ibu saya yang juga tinggal bersama dia dan keluarganya di Jakarta.

Saat itu di Makassar baru didirikan dengan megahnya, Trans Studio Makassar. Indoor Theme Park, sebuah tempat rekreasi yang unik dan terbesar ke-3 di dunia saat itu.

Trans Studio Makassar, 24 Oktober 2009
Trans Studio Makassar, 24 Oktober 2009

Sudah merupakan kebiasaan dari orang-orang di Makassar. Sesuatu yang baru pasti heboh. Demikian juga dengan hadirnya Trans Studio Makassar ini. Apalagi Trans Studio Makassar adalah satu-satunya theme park yang ada di Makassar ini menjadi kebanggaan kota dan masyarakat Makassar. Kakak saya pun tertarik untuk mengajak kami-kami semua mengunjungi dan bermain di theme-park yang luasnya sekitar 2,7 ha dengan tinggi 20 meter.

Saat itu kali pertama kami bermain bersama-sama. Ibu saya, kakak saya, saya dan anak-anak kami semua mengunjungi Trans Studio Makassar. Kesan pertama yang saya dapatkan adalah megah. Saya sampai tidak berhenti mendongakkan kepala, memandang sekeliling melihat design interior dan bangunan-bangunan bertema yang sangat menarik.

Seketika saya sudah tidak merasakan bahwa kami datang dengan perbedaan. Kekaguman kami yang menyatu beriringan dengan keceriaan anak-anak yang begitu antusias untuk mengikuti semua permainan yang disediakan di sana.

Dari Trans City Theater hingga Dunia Lain, semua kami jelajahi. Yang paling menyenangkan bagi saya adalah Sepeda Terbang (Flying Bicycle). Disitu jelas sekali maksudnya, jika ingin diatas kita harus berusaha dan bekerja sama untuk meraihnya, begitu yang saya sampaikan ke anak-anak saya. Karena tidak ada batasan umur untuk permainan ini kami bisa bermain bersama-sama.

Flying Bicycle
Flying Bicycle

Dunia Lain adalah favorit anak-anak. Mereka menikmati rasa takut yang tercipta dunia buatan itu. Saya bahagia melihat mereka menikmatinya.

Tidak adalagi status sosial yang berbeda, tidak ada lagi agama yang hingga saat ini dijadikan pemisah antar saudara bahkan sebangsa. Trans Studio Makassar menyatukan kami. Bercanda, tertawa seakan tidak ingin berhenti. Saya masih ingat ibu saya dengan penuh kasih sayang mengingatkan anak-anak saya untuk sholat. Dan saya bersyukur tempat ibadah yang disediakan pun tidak seadanya. Kami akhirnya menghabiskan waktu dari pagi hingga malam dalam penyatuan yang membuat kami terhubung satu dengan yang lain.

Momen dimana saya melihat, seharusnya suasana kegembiraan dan bermain bersama seperti anak-anak yang tidak perlu disibukan dengan pikiran tentang batasan perbedaan. Seharusnya dunia Trans Studi Makassar menjadi dunia bagi kita semua. Dunia impian untuk bisa hidup damai dalam perbedaan.

TSM, We are connected
TSM, We are connected

Album foto menjadi bukti kedekatan kami, menjadi awal hubungan yang lebih cair di masa-masa berikutnya. Mungkin sekarang kami tetap berjauhan, tetapi kenangan ini menjadi dasar yang berkesan.  Semoga Trans Studio Makassar tetap menjadi penghubung, Tempat Semua Menyatu.

 

Menjejaki Silsilah Keluarga Melalui Nama

Ibu saya sampai sekarang menyimpan buku silsilah marga Ceng (). Marga dari ayah saya suku Hakka (Chinese). Buku itu adalah daftar keluarga yang dimiliki oleh marga dari keluarga dengan tujuan untuk tetap bisa berhubungan dengan para keluarga besar. Saya masih ingat waktu buku itu dibuat saya masih di Sekolah Dasar. Konfirmasi waktu itu hanya memakai telpon rumah saja.

Sejak ayah saya meninggal, ibu saya mulai kuatir. Kita mulai terpisah jauh dari keluarga ayah dan buku silsilah pun pasti sudah tidak terupdate dengan baik. Hubungan dengan keluarga ayah memang tidak terlalu dekat, mungkin juga karena marga hanya sedikit jumlahnya. Kekuatiran ibu saya jelas. Dua putra pembawa marga dari ayah masing masing punya putra 1, dengan demikian itu akan berlanjut terus. Karena marga Chinese dibawa oleh kaum pria.

Saya yang juga penasaran akhirnya mulai mengingat-ingat nama yang diberikan oleh ayah saya. Akhirnya dengan bekal teknologi dan om gugle tentunya saya akhirnya bisa mempunyai catatan tentang nama saya.

美兰 (Ceng Mei Lan) Marga Ceng adalah dari suku Hakka atau lebih dikenal dengan istilah Khe’. Suku ini terbilang sedikit di China. Karakter Mei yang saya kenal justru dari tulisan kanji (bahasa Jepang) yang dibaca utsukushii yang artinya lovely atau cantik. Sementara Lan menurut ayah saya artinya putri yang bungsu. Namun berdasarkan sumber lain, Lan juga bisa berarti orchid atau elegant.

Penggantian nama yang harus di Indonesiakan karena berubah warga negara menjadikan saya sebagai Lily. Saya sendiri menganggap diri saya sebagai water-lily bunga teratai yang filosofinya juga dalam.

mei-lan-sign

Dalam pencarian saya terdapat juga hal yang lucu. Nama Mei Lan ternyata juga nama seekor panda yang lahir di kebun binatang Atlanta yang berarti Atlanta Beauty. Nama Mei Lan memang lebih cocok untuk perempuan, tetapi setelah ilmuwan dari China datang mengecek, ternyata panda tersebut berkelamin jantan. Mei Lan juga menjadi Panda Ambassador untuk International NGO : World Wild Foundation dan Earth Hour

Mei lan & Mei lan
Mei lan & Mei lan

Saya juga menemukan referensi judul buku yang dikarang oleh Zeng, Lingcun,曾令存. berjudul, “Hakka (Chinese people) Chinese literature 20th century History and criticism” Menilik namanya berarti dia seangkatan dengan saya dan saudara-saudara saya. Huruf 令 (Lin) di tengah menandakan tingkatan dari silsilah. Nama tengah yang sama yang dimiliki oleh kakak kakak lelaki saya. Sepertinya buku ini akan menjadi referensi yang bagus untuk menambah wawasan saya mengenai suku Hakka.

Saya yakin, nama adalah doa yang dipanjatkan terus menerus oleh orang tua kita. Setiap kali dipanggil atau dipikirkan, kita pasti mendapat rahmat dari nama tersebut. Itu yang saya yakini. Oleh karena itu saya bersyukur nama yang diberi dan semoga harapan orang tua saya melalui nama ini akan tercapai sampai pada waktunya.

Tiada Tempat Nyaman selain Dekat Ibu

Semua bayi yang ada di kandungan pasti merasakan demikian. 9 bulan makan, tidur dalam perut ibu. Begitupun setelah kita-kita dilahirkan menjadi sosok yang mandiri. Proses melepaskan kelekatan kepada ibu memang susah, tetapi mau tak mau, seiring waktu berganti semua juga akan berubah.

Saya beruntung, walaupun saya dianggap merantau karena tidak berada di tanah kelahiran, saya masih bisa dekat dengan ibu. Karena ibu juga ikut kami merantau. Jakarta – Bekasi bukan jarak yang jauh lagi jika kita sudah sering menempuhnya. Apalagi dengan adanya commuter line. Saya dengan mudah bisa menyampaikan ke ibu saya jika saya pengen makan sesuatu.

Sebelum ke Bekasi, saya sudah mengirim pesan, mau makan ini atau itu. Dan semua bisa oleh ibu. Mungkin benar bahan makanan tidak akan sama dengan di Makassar, tetapi tetap saja saya merasakan kerinduan saya terpuaskan.

Baru-baru ini saya ke Bekasi lagi, dan ibu saya lagi getol-getolnya memasak, jadinya saya harus rela menjadi tempat penampungan hasil kreasinya. Dan ibu saya senang karena saya makan lahap, beruntung juga punya seorang anak yang ngekost, bisa kelihatan laparnya jika makan makanan dari rumah sendiri. Dan berikut hasil kerja tangan mama yang harus saya habiskan :

1. Ikan Goreng Sambel Tumis

Masakan ini makin lama disimpan makin enak saja rasanya. Begitu lihat di meja tanpa ba bi bu langsung ambil nasi sepiring, pakai tangan dan voila… begini hasilnya

satu
Sudah pasti pakai tangan makannya ^^

2. Ikan Bakar

Ikan merah ini sayangnya berukuran kecil dari yang biasa saya makan. Tapi dagingnya yang putih bikin semangat makannya. Belum lagi rasa asin di kepala karena diberi garam sedikit saat dibakar. Bakarnya pun tidak kering, dibakar di wajan dengan sedikit minyak (bekas) :p Nikmatnya…

Sambelnya sederhana saja, sambel kecap plus jeruk purut ditambah cabe rawit dan tomat. Sangat tepat kombinasi rasanya

Enak kan?
Enak kan?

3. Kroket

Nah, sebenarnya saya sudah begah kekenyangan tetapi rupanya masih ada kericuhan di dapur. Rupanya persiapan pembuatan kroket berlangsung. Saya cuma membantu menghaluskan kentang yang sudah dikukus.. hanya itu. Sisanya saya tunggu kroket yang matang 😀

Ini bahannya, kalau ditunjukin hasilnya nanti tambah ngiler :D
Ini bahannya, kalau ditunjukin hasilnya nanti tambah ngiler 😀

4. Palluce’la

Saya sudah berjanji dalam hati, tidak akan makan malam hari ini. Sudah terlalu banyak yang masuk di perut, tetapi siapa yang bisa menolak ini

Pallu Ce'la Banyara'
Pallu Ce’la Banyara’

Ikan banyar yang dimasak dengan air garam, kunyit dan serai. Sederhana tapi nikmatnya tiada duanya. Dan akhirnya membuat saya tidur dengan perut yang kenyang minta ampun.

Ke empat jenis makanan itu saya makan dalam waktu setengah hari saja. Dan keesokan harinya saya tetap menjadi pelanggan setia kuliner ibu tercinta.

5. Pepes Ikan

“Li, nia’ bainang kugappa”, begitulah ibu saya sudah lebih 10 tahun di Jakarta tetapi tetap saja menggunakan bahasa Makassar apalagi ke saya. Dengan senang dia memberitahukan bahwa belimbing sayur sekarang siap diolah sebagai bumbu pepes ikan, katanya dia lagi ngidam. Tapi efek ngidamnya bikin saya makan (banyak) lagi.

empat
Pepes ikan Banyar

6. Pallu Kanji

Makan dulu sebelum pulang, pesan ibu saya. Sebenarnya kroket yang kemarin pun masih saya embat dua biji. Alasan tidak mau makan daging merah dan sayur hijau bikin ibu saya komplain. “Sembarangan saja!”, katanya

Terpaksa dengan senang hati saya makan lagi, jam 3 sore sih sebelum balik ke kosan di Jakarta. Pallu Kanji adalah daging yang dimasak dengan tepung kanji dan sayur sawi hijau. Saya cuma berharap semoga nyut-nyut di telapak kaki tidak muncul sampai besok. Karena obat yang saya pesan sudah akan saya terima besok juga. Dan memang benar saya harusnya senang sudah menyantapnya.. puas dan kenyang rasanya. (Gak sempat difoto lagi, sudah keburu habis :D)

Alhamdulillah, tidak ada tempat yang nyaman untuk nafsu makan saya sejak dari janin hingga sekarang. Tetap saja masakan ibu saya adalah masakan terenak dari semua masakan chef di dunia. “Mau bawa pulang ke kosan? “, hihihi.. no thanks mama sudah sangat kenyang.

Semoga setiap makanan yang saya nikmati dan bersyukur menjadi doa yang tak henti hentinya, semoga ibu saya selalu diberi kesehatan dan kebahagiaan. Amiinn..

Terima kasih mama :*
Terima kasih mama :*

 

 

Asam Urat dan Pola Makan

Waktu di Gelora Bung Karno setelah acara bersih-bersih dengan komunitas Osoji Jakarta, saya tergoda oleh promosi anak-anak mahasiswa dari salah satu perguruan tinggi di Jakarta yang mempromosikan pemeriksaan kesehatan gratis. Wah tau saja kan, yang namanya gratis pasti menarik hati. Mereka rupanya juga ikut memanfaatkan keramaian di GBK. Awalnya cuma tensi darah, tetapi begitu ditawari untuk periksa kolesterol, asam urat dan gula darah akhirnya saya mau, walaupun malas harus ditusuk-tusuk pakai jarum serupa pen itu. Terlanjur menurutku.

Hasilnya adalah :

periksa darahKolesterol masih dalam batas normal, gula darah kurang katanya, mungkin karena saya memang belum sarapan pagi itu. Tapi yang pasti dengan itu saya tidak perlu kuatir dengan diabetes. Yang masalah adalah Asam Urat. OMG .. dari standar maksimal untuk wanita adalah 5, asam urat saya sudah mencapai 9.5 hampir dua kali lipat.

Memang sih sudah mulai terasa nyut-nyut di telapak kaki. Itu pasti tanda asam urat saya naik. Abis makan tape, makan daging beberapa kali berturut turut sepertinya purin di dalam darah makin menjadi jadi banyaknya.

Peringatan ini sudah cukup bagi saya untuk tidak mentoleransi nafsu untuk makan makanan kesukaan. Akhirnya saya mulai mengubah pola makan (untuk sementara) 😀

Peringatan juga sih kalau ditawari sesuatu yang gratis harus nanya detailnya, ternyata yang dimaksud gratis cuma tensi doang.. sisanya bayar :p

 

Berikut menu sarapan dan makan malam yang sehat, sementara untuk siang boleh lah makan sesukanya (teteuppp..)

enak kan ^^
enak kan ^^

Untuk meredakan asam urat saya minum obat tradisional Assalam yang terbuat daun tapak kuda atau yang dikenal dengan daun pegagan. Untung masih punya sebungkus dari sisa kemarin-kemarin, berarti itu cuma cukup sehari. Tapi sehari pun manjur menghilangkan nyeri di telapak kaki. Untuk orderanya terpaksa meminta tolong teman di Bantaeng (jauh ya..)  ^^

Ya semua penyakit memang tergantung dari apa yang berlebih. Cuma sepertinya kadar keseimbangan seseorang pasti berbeda beda  mungkin memang harus kita mulai belajar mengenali tubuh kita sendiri. Perbedaan genetik bisa membuat treatment dan bahan untuk menyeimbangkan berbeda beda, menurutku pengamatan saya selama ini 😀

Yang umum adalah banyak minum air putih dan berolah raga.. insya Allah kita masih diberi kesempatan untuk beraktifitas sehari hari

 

Mindahin Data Quickvoice dari IPad ke PC

Pernah berasa gak kalau makai produk apple itu ribetnya minta ampun. Ya itu hanya berlaku pada orang yang gak punya duit banyak seperti saya ini. Jadinya punya iPod, iPad tapi gak punya Macbook. Otomatis ngurus-ngurus datanya pake iTunes yang diunggah ke PC biasa. Yang saya rasakan masalah waktu ingin memindahkan data dari iPad ke PC. iTunes sebenarnya lebih diperuntukkan satu arah. Sumbernya dari PC kemudian ke perangkat mobile. Makanya sempat kesulitan lagi, soalnya jangan coba klik Sync kalau tidak mau data yang di iPad hilang semua. Saya penyuka Enka, musik tradisional Jepang yang anak-anak muda Jepang juga eneg dengarnya (katanya sih). Tapi entah kenapa saya suka sekali. Makanya saat karaokean saya mencoba merekam suara nyanyian saya dengan aplikasi Quickvoice yang dapat didownload dari App Store. Udah nyanyi pas dengar-dengar suara sendiri merinding juga. Bukan soal bagusnya tapi asli susah nyanyinya hasilnya pun saya dokumentasikan. Nah sekarang gimana caranya pindahin ke PC Setelah mencari-cari di internet ternyata ada aplikasi iExplorer (nah.. sepertinya yang sudah familiar sama Apple pasti tahu ini, saya aja yang bego). Aplikasi ini fungsinya persis sama explorer di Windows, bisa langsung memindahkan data dari iPad ke PC. Graphic1   Mudah ternyata. Tetapi satu masalah lagi, file yang dihasilkan oleh Quickvoice ini ekstensinya adalah .caf. Balik lagi deh tanyain om Google. Rupanya ada converter online yang dibuat oleh orang baik hati alamat webnya : http://media.io/. Yang berbaik hati bisa mendonasikan ke yang punya lewat PayPal. Kalau saya gak dulu deh, baru nyoba soalnya hihihi Dengan aplikasi online tersebut jadilah file voice saya bisa diputar di aplikasi musik yang umum dengan menggunakan ekstensi MP3. Hasilnya dibawah ini :

  Untuk embed voice ini saya pakai http://www.cincopa.com/ sepertinya bisa di plug-in di WordPress tapi nanti aja ah ^^. Ini penyanyi aslinya, Ishikawa Sayuri – Amagigoe Gak jauh jauh kan dari aslinya #hueekk :))

Pilpres, Proses Pendewasaan Politik

Wah judulnya canggih yah, tapi memang benar beberapa hari ini pengen sekali menulis tentang Pilpres ini. Saya tahu saya tidak punya pengetahuan politik yang mumpuni untuk bicara tentang Pilpres, tetapi saya punya andil dalam menentukan masa depan negara meskipun itu cuma satu per 186.722.030. Ihik.. banyak ya. Tapi sungguh saya merasa senang dengan antusiasme diri saya dan orang-orang di sekitar saya tentang Pilih calon nomor 1 atau 2 ini. Dari yang sopan, diam-diam mengagumi, sampai yang ekstrim menyatakan pilihannya bahkan sampai menghina-hina pasangan capres yang lain. Sangat menarik.

Continue reading “Pilpres, Proses Pendewasaan Politik”

Kena Marah Gara-gara Kucing

“Mbak, sampahnya… Gak tau yah mungkin karena mbak suka kucing, ini sampah selalu diberantakin ngotorin pintu kamar saya!”

Ucapan judes saya terima dari tetangga kamar kosan. Usia mudanya tidak membuat dia berbicara sedikit lebih halus ke saya. Mungkin dia pikir saya juga seumuran seperti dia ;).

Awalnya saya sebenarnya gak suka sama cewek yang berambut sebahu ini.  Sewaktu pertama menempati kamar, dengan tanpa segan-segan berjalan di depan pintu dan menatap masuk ke kamar. Namanya kos kosan semuanya memang langsung tampak. Tetapi sepertinya saya dan orang-orang lain yang lewat di depan kamar kos orang lain tidak sampai memandang ke dalam, seperti mencari tahu.

Continue reading “Kena Marah Gara-gara Kucing”

Hati hati dengan Uang Kembalian

Kejadian ini baru saja saya alami. Keinginannya cuma untuk share tidak bermaksud untuk menjelek-jelekan satu pihak. Semoga bisa diterima dengan baik.

Siang ini saya tergesa-gesa menuju ke salah satu restoran fast food yang ada di mall Ambassador. Karena dari hari Jumat malam makannya mie instant terus akhirnya hari ini saya bertekad makan nasi. Indonesia sekali yah, tapi itulah kenyataannya.

Karena weekend suasanya lumayan ramai, antrian di depan kasir lumayan panjang. Saya kebetulan membawa belanjaan dari swalayan jadi memang kesannya ribet. Tiba giliran saya, wanita yang bertugas sebagai kasir seperti biasa menanyakan menu yang saya inginkan. Dan seperti biasa juga saya bertanya “Ayamnya bisa diganti gak?“. Untuk fried chicken memang saya tidak suka dengan bagian sayap dan paha bawa, mungkin karena dagingnya dikit. Akhirnya saya memilih paket yang ayamnya bisa diganti dengan dada tulang, tidak seperti di gambar yaitu sayap saja.

Beruntung juga ada promo, kali ini ice creamnya gratis tapi pakai cone. Saya pikir tidak masalah saya yang  akan mencampurkannya sendiri. “Semuanya 32.000 bu.”  Karena saya memang masih memiliki uang pecahan dua ribu, akhirnya saya memberi uang sebanyak 52.000. Biasa, ini untuk membantu kasir yang biasa kekurangan uang kecil kembalian.  Setelah semua makanan  disiapkan saya merasa ada yang terlupa. Struk dan kembaliannya.

Saya tanyakan kepada kasirnya, dia bilang sudah bu, saya sudah kembalikan. Beruntung saya tidak punya uang pecahan dua puluh ribuan di tas. Akhirnya saya membuka tas dan memperlihatkan isi dompet.

Tidak ada mbak, saya belum terima kembaliannya.”

Sudah tadi bu,” jawabnya agak berkeras

Tapi sekali lagi saya beruntung saya tidak memiliki pecahan dua puluh ribuan. Saya ingatkan lagi tentang uang 52.000 yang saya serahkan sebelumnya. Harusnya memang kembalian itu pas dua puluh ribu.

Akhirnya dia membuka cash machine dan memberikan uang dua puluh ribuan ke saya. Saya minta struknya tetapi jawabnya itu untuk bukti ice cream cone yang gratis. hm.. pantas saja kita jadi tidak awas. Biasanya kembalian diberikan dengan struknya.

Mungkin saja dia tidak memperhatikan dengan baik prosedurnya. Dan lupa dengan uang yang harus dikembalikan.

Ini untuk hati-hati saja. Kadang kita juga sibuk dengan makanan yang sudah kita terima dan akhirnya kita tidak memperhatikan hal kecil yang dapat merugikan.

Semoga ini cuma khilaf dan tidak tertular khilafnya ke yang lain termasuk ke saya

 

 

 

Akhirnya Pindah Rumah (Lagi)

Hidup ini memang tidak terlepas dari berpindah, berpindah dan berpindah…

Sama seperti blog saya ini, akhirnya saya harus mengatur kembali pindah-pindahannya. Hampir dua bulan saya vakum, tidak menulis karena mood nya jadi terpengaruh.

Domain, alwaysmamie.com sudah diambil sama orang lain. Alasannya sepele, ketidak pedulian. Saya selalu mengatakan.. nanti..nanti..

Lagipula saya selalu berharap kepada orang lain, padahal Daeng Taqdir itu urusannya banyak juga. Dentaq yang selama ini dengan senang hati tanpa keluh kesah memelihara “rumah” saya di dunia maya. Akhirnya, begitu tiba-tiba “terusir” dari rumah sendiri baru deh kalang kabut.

Selama ini hostingnya nebeng di “kompleks” punya Dentaq, mungkin itu juga yang membuat saya tidak terlalu peduli. Masih berpikir bahwa ada Dentaq yang mengurus. Dengan alasan ini akhirnya saya memutuskan untuk membeli hosting dan domain sendiri. Biar rasa tanggung jawabnya muncul.

Hosting nya saya pilih di qwords, kata teman-teman pelayanannya bagus, cepat dan tanggap. Trus domain otomatis saya membeli yang baru. yah inilah yang saya gunakan sekarang.

Seperti pindah rumah benah-benahnya merepotkan juga. Hampir sebulan dari waktu hosting dimulai saya cuma sibuk minta tolong ke orang-orang disekitar saya. Memindahkan data ternyata tidak mudah. Saya sampai harus begadang dan hasilnya belum maksimal.

Alhamdulillah, sedikit demi sedikit mulai terbenahi. Sekarang pun di antara kesibukan yang lain saya masih mengutak-atik yang bisa saya perbaiki.

Yah, ini menjadi pelajaran. Saya sudah harus mengatur sendiri tanpa berharap ke orang lain dan iqnorance memang benar-benar bisa jadi kronis jika tidak segera disikapi