Saya sempat kuatir dimana akan melakukan vaksinasi kedua. Soalnya sekarang saya di Makassar sementara vaksinasi pertama saya lakukan di Jakarta.
Saat di Jakarta, alasan saya melakukan vaksinasi memang lebih besar karena alasan kartu vaksin. Aturan PPKM di Jakarta mengharuskan para calon penumpang pesawat harus memiliki kartu vaksinasi. Seperti yang telah saya sampaikan di tulisan saya sebelumnya, akhirnya saya berhasil berangkat ke Makassar
Schedule vaksinasi kedua yang telah ditentukan adalah tanggal 5 Agustus 2021. Beruntung mendekati waktunya banyak program vaksinasi kedua yang dilakukan di Makassar. Tetapi mungkin saya memang berjodoh dengan program Gerai Vaksin Presisi yang diprakarsai oleh POLRI. Di Makassar program ini dilaksananak di RS. Bhayangkara yang bertempat di Jl. Letnan Jenderal Jl. Andi Mappaodang No.63 Makassar. Melalui link pendaftaran saya mengisi data diri pada tanggal 4 Agustus 2021, syarat yang ditentukan oleh program ini yaitu mendaftar sehari sebelum jadwal vaksinasi. Agak berbeda dengan yang di Jakarta dimana kita bisa memilih hari vaksinasi dan mengetahui bahwa kuota hari tertentu sudah penuh atau belum.
Pukul 7 pagi saya berangkat menuju RS. Bhayangkara dengan harapan bisa mendapatkan giliran lebih awal. Jadwal vaksinasi yang disampaikan di web adalah dimulai pukul 8 s/d 10 pagi. Tetapi begitu saya tiba rupanya sudah banyak orang yang menunggu dan proses pendaftaran ulang sudah dimulai. Dari pendaftaran online rupanya ada sekitar 120 orang pendaftar di hari itu. Saya bisa mengetahui data tersebut karena duduk di sebelah petugas wanita yang menangani pendaftaran ulang.
Saya melihat dia agak kewalahan sehingga saya berniat membantu sambil menunggu giliran. Cara menandai dan mencatat tanpa memberikan nomor bisa jadi akan membuat kekacauan. Akhirnya saya ikut mencatat nama dan memberi nomor kepada para pendaftar. Ada juga yang mencoba berkeras sudah mendaftar. Kalau seperti ini saya yakin orang kita membang terbiasa mencoba semaksimal mungkin walaupun tidak sesuai prosedur.
Saya mendapatkan nomor urut 34. Para peserta vaksin digilir per 30 orang untuk mencegah penumpukan di lantai dua tempat vaksinasi dilaksanakan. Setelah di lantai dua kita tetap harus menunggu giliran untuk screening. Screening vaksinasi kedua mungkin tidak seketat vaksinasi pertama, karena yang dilakukan hanya tensi darah. Itupun hasil tensi disampaikan ke yang bersangkutan dan kemudian disampaikan ke petugas berikutnya.
Agak berbeda juga dengan penanganan di Jakarta. Ruang untuk wanita berhijab tidak ada. Tetapi saya sudah mengantisipasi dengan menggunakan kardigan agar lebih mudah membuka ruang untuk di bagian lengan. Konsekwensinya proses jadi lebih cepat, dan itu saya syukuri. Alhamdulillah proses vaksinasi kedua berjalan lancar.
Tapi kali ini mungkin bukan lagi dengan alasan kartu. Dari banyaknya kasus covid-19 banyak bukti bahwa vaksin covid-19 sangat membantu meringankan gejala bagi orang yang terpapar virus. Tidak menjamin tetapi namanya ikhtiar kita tetap harus berusaha untuk berbuat yang terbaik untuk diri sendiri dan orang lain.
Sebagai penyintas covid, saya tidak ingin merasakan lagi keluhan akibat terpapar virus ini. Walaupun kategori ringan bagi saya tergolong berat. Mungkin lebih ke psikis dimana kabar-kabar tentang covid ini mengerikan. Orang-orang terdekat sudah banyak yang berpulang akibat pandemi ini. Tetapi masih banyak juga yang menganggap enteng, menganggap bahwa berita tentang pandemi ini adalah tidak benar. Mungkin memang banyak berita yang terlalu dilebih-lebihkan apalagi di media sosial atau pun di media online. Tetapi bagi saya, melihat di sekeliling adalah lebih nyata. Di sosial media sudah banyak berita duka yang merupakan lingkaran pertemanan yang dekat. Dan jika masih ada orang-orang yang menyatakan ketidak percayaannya terhadap pandemi ini, mungkin dia belum membuka mata lebar-lebar. Atau mungkin kurang empati terhadap orang-orang yang harus merelakan kepergian orang-orang tercinta akibat covid 19 ini.
Harapan terbesar adalah pandemi ini berakhir. Kita bisa berkegiatan tanpa ada kekuatiran terpapar virus. Apalagi kegiatan saya lebih banyak bertemu orang. Masih banyak juga masyarakat lain yang terdampak ekonomi akibat pandemi ini. Perketat protokol kesehatan, minum vitamin juga merupakan ikhtiar selain vaksin. Semoga kita semua selalu sehat dan tetap bersyukur atas apapun yang terjadi.