Selamat Jalan kak Lily
“It is the supreme art of the teacher to awaken joy in creative expression and knowledge.”
Albert Einstein
Saya adalah hasil dari yang saya pelajari selama saya hidup. Salah satunya kesukaan akan menulis. Kalau diingat-ingat blog saya itu dimulai dari bulan November 2006. Pertama berusaha menulis dengan terlibat dalam Komunitas Blogger Makassar, yang sampai sekarang masih eksis.
Tadi malam sebelum tidur, Daeng Ipul menyampaikan kabar duka. “Kak Lily meninggal dunia,” Innalillahi wa innailaihi rojiun. Lama memang tak mendengar kabar dari Kak Lily karena menetap di Melbourne Australia. Saya pun karena kesibukan jarang untuk mengecek sosial media, tempat dimana bisa memperoleh kabar dari kerabat dan teman.
Sedih rasanya, tiba-tiba ingatan saya beralih ke saat pertama saya berinteraksi dengan Kak Lily. Beliau sebagai founder Panyingkul, jurnalisme warga yang punya nama dan disegani karena karya-karya jurnalis yang merupakan dari warga tanpa embel-embel wartawan. Kak Lily senantiasa menebarkan semangat menulis yang bukan sekadar menulis. Menulis yang sesuai kaidah jurnalistik yang bisa dilakukan oleh siapapun.
Saya tertarik dan mencobanya. Satu tulisan saya munchul di web Panyingkul. Satu saja, dan itu susahnya minta ampun. Kak Lily beberapa kali mengembalikan tulisan saya dan memberikan koreksi teknis di tulisan saya. Tapi satu itu membekas hingga kini, dan satu itu menjadi awal dari tulisan-tulisan lain yang saya olah untuk kepentingan jurnalis. Sebagai humas, menyampaikan pesan dengan tepat sangatlah penting. Terima kasih saya untuk Kak Lily
Saya mungkin tidak akan bisa menjadi penulis profesional, tapi ajaran yang diberikan oleh kak Lily dan beberapa orang orang terdekat saya membuat saya terbentuk dan mempunyai karakter sendiri. Saya tidak ragu-ragu menuliskan berita dengan ranah yang luas. Bahkan saya dapat mengoreksi tulisan-tulisan yang dihasilkan oleh teman-teman untuk kepentingan pekerjaan.
Alhamduillah terima kasih Kak Lily, satu tulisan yang kak Lily ajarkan bisa berkembang menjadi banyak. Saya yakin ini yang kak Lily inginkan. Semangat menulis yang menyebar dan akan terus hidup selamanya. Selamat jalan kak, you are still living in us.
8,270 thoughts on “Selamat Jalan kak Lily”