Z10, apakah jodohku?

Berasa kangen ngumpul-ngumpul lagi bareng teman-teman yang suka dengan gadget akhirnya saya bergabung di mailing list @isatbb lagi. Komunitas pengguna blackberry yang menggunakan provider Indosat. Sebenarnya di Makassar dulu sudah sering ngumpul juga. Ada um Praz, um Ersan, um Alie dan um um yang lain. Kalau ngumpul pasti seru, karena selalu membicarakan teknis tentang gadget pentolan RIM ini. Tidak menutup kemungkinan pembicaraan jadi kemana-mana. iOs dan android pun bisa jadi bahasan.

Semalam, di Burger King Jalan Thamrin, akhirnya saya sempatkan untuk miring (mini gathering) dengan teman-teman dari milis. Beberapa wajah sudah saya kenal karena saat ikut training BB10 ini di Indosat (hehehe.. serius sekali sepertinya). Walaupun saya belum mengenal akrab mereka-mereka tapi yang saya suka adalah mereka tidak keberatan untuk berbagi ilmu. Berbagi pengetahuan tentang gadget yang baru ini. Dan yang paling menyenangkan saya pun bisa menyentuh Z10 dan Q10 yang boleh dikatakan lompatan besar dari Blackberry. Performance hardware dan softwarenya sudah bisa disejajarkan atau bahkan melebihi beberapa gadget produksi lain di kelasnya.

BB10 - Q10 dan Z10 (pic by google)
BB10 – Q10 dan Z10 (pic by google)

Semalam juga, saya merasakan euforia yang tidak biasa, mungkin agak lebay jadinya tetapi memang itulah keadaannya, membuat saya meracau di twitter. Awalnya karena saya tidak melihat barang, Q10, Blackberry 10 yang dilengkapi dengan keypad sudah pasti pilihan saya. Saya tahu saya menggunakan blackberry maksimal untuk chating dan email. Otomatis saya harus mengetik lebih banyak dari sekedar membaca saja. Pengalaman di Samsung Notes yang membuat saya malas menggunakan touch screen untuk chating atau membalas email.

Tapi setelah saya memengang Z10, oh.. my.. God.. saya langsung jatuh cinta. Pada penampilan fisik jelas lebih keren z10 yang fully touch screen. Keypad Q10 menjadi pengganggu. Dari material pun, walaupun katanya Q10 lebih kuat, gak terlintas kesan mahal di fisiknya, padahal bisik-bisiknya harganya akan melampaui Z10.

Memori 2 GB sudah menyamai memori notebook saya. Untuk pemanfaatan yang compact pastilah lebih maksimal. Bening, smooth, apalagi. Tidak ada lagi tombol back, semuanya cukup di slide. Z10 ini memang barang yang harus diperlakukan penuh kelembutan. Untuk suggestion words pun keren sekali. Benar-benar membuat saya terkesan.

Walaupun sudah di lauch untuk penjualan di Indonesia tanggal 4 Maret kemarin di Ritz Calrton, BB10 ini masih belum dijual resmi,  statusnya masih pre-order. Harganya juga masih budling dengan provider-provider yang menjual barang dengan bandwith. Yah sepertinya harus begitu jika belanja nanti. Satu kekuatiran saja bahwa kita akan boros menggunakan bandwith karena BB10 ini tidak lagi menggunakan BIS (Blackberry Internet Service). Jadi mau gak mau kita harus pintar pintar memahami aplikasi yang digunakan jangan sampai menyedot data tanpa kita sadari atau data yang tidak terlalu kita butuhkan.

BB10 sebenarnya secara tidak langsung akan mengajarkan kita untuk menjadi smart juga dalam penggunaannya. Maaf bagi orang-orang yang hobby ngerumpi, ngobrol ngalor ngidul di group, atau broadcast hal-hal yang tak penting, sepertinya mereka akan membayar mahal untuk itu. Dan jangan komplain jika tiba-tiba ada yang delete contact atau leave group karena sampah sudah benar-benar jadi hal yang merugikan.

Nah pertanyaannya sekarang, apakah Z10 akan menjadi jodohku? Kesan pertama sudah membuat terpukau, walaupun pasti masih ada kekurangan pada aplikasi-aplikasi di atas platform bb ini, saya berharap Z10 ini bisa menjadi temanku sama seperti saat saya menggunakan Blackberry 7290 dimana penggunanya masih dihitung jari.

** Notesnya dijual aja kali ya :))

 

 

22 thoughts on “Z10, apakah jodohku?

  1. Pingback: slotjili
  2. Pingback: kojic acid soap
  3. Pingback: yehyeh.com

Leave a Reply to sribuna Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *