Mendoakan selamat, salahkah?

Kata orang tua, apa  yang kita tanam itu juga yang akan kita tuai. Saya selalu menetapkan itu dalam hati, sehingga berusaha untuk tidak ada kebencian dalam diri, berlapang dada dalam memberi sekalipun itu untuk sekadar ucapan selamat.

Saya pernah malah merenungkan kata Assalamualaikum, melafadzkannya dalam hati dengan perlahan dan saya mendapatkan betapa besar arti kata yang berupa doa ini kepada orang-orang yang kita sapa.

Ini saya lakukan karena kekuatiran saking seringnya saya mengucapkan salam ini,  saya bisa lupa akan esensinya, lupa bahwa saya sedang mendoakan untuk orang lain saat saya mengucapkan itu.

Baru-baru ini tepat hari raya Imlek, hari yang dipercayai sebagai awal hitungan tahun yang baru dalam penanggalan Chinese. Walaupun sebenarnya sejarah tentang imlek ini adalah perayaan kesyukuran atas keberhasilan panen,  yang juga dikenal sebagai perayaan musim semi. Apa yang mereka lakukan adalah bersyukur dan mengucap doa untuk hari ke depan yang lebih baik

Beberapa teman di timeline mendiskusikan, boleh tidaknya mengucapkan selamat dan mengikuti tradisi imlek ini?

Saya sempat bertanya dalam hati, apakah Islam sedemikian tertutupnya? Lalu saya sebagai, sebagai warga keturunan yang punya warisan budaya dari ayah saya dilarang untuk mengucapkan selamat kepada saudara-saudara atau ibu saya?

Saya tetap ingin mendoakan mereka untuk selamat dan bisa lebih baik di tahun berikutnya? Apakah saya cukup diam saja? Lalu bagaimana ajaran silaturhami itu?

Saya tidak ingin terjebak dengan situasi yang saya tidak pahami, apalagi hanya mendengar orang-orang yang menyampaikan pendapatnya tanpa ada dasar yang jelas. Apa yang saya yakini sekarang adalah bagaimana kita berlapang hati memberikan doa kepada orang-orang disekitar saya utamanya keluarga saya.

Xin Nen Kuai Le, Gong Xi Fa Cai!

Time will tell, saya pun akan terus belajar.. mencari dan mencari..