Untuk Ke-2 Kalinya, Jatuh Di Lubang Yang Sama

Sesal benar rasanya, beginilah kalau kesalahan yang sama dilakukan lagi dan akibatnya fatal :

Tabrakan!

Yang pertama di jalan A.P Pettarani setahun yang lalu. saat itu memang macet dan saya bersama anak-anak, jihad dan amdan yang waktu itu kalau tidak salah mau ke toko Agung untuk membeli alat tulis.
Mendengar suara ipin dan upin yang saya set sebagai message tone, otomatis tanpa dikomando saya langsung merogoh isi tas. Tak disangka saat itu mobil panther di depanku berhenti tiba-tiba, dan ‘brakkk!!’
Ya Allah saya pasti menabrak.
Sebelum orangnya marah, saya langsung keluar dari mobil dengan muka memelas memohon maaf. Memang saya salah.
Mungkin bapak itu kasihan melihat saya dengan anak 2 yang masih kecil-kecil, dia bilang gak apa-apa bu, yang penting diperbaiki.

Alhamdulillah, saya tinggal menitipkan kartu nama dan selesai masalah setelah bumper mobil tersebut di kerja di bengkel zeroone, bengkel kami.

Waktu itu rasa sesal memang ada, tapi hari ini sesalnya berlipat ganda.

Pulang terburu-buru karena sudah maghrib dan kuatir akan anak-anak di rumah, saya melajukan mobil zig zag hingga sampai di daerah tello.
Karena jalan tidak terlalu padat, enak saja mobil ini dikendarai dengan gaya seperti pembalap F1.
Sayangnya sesampai di Antang, keadaan trafficnya tidak sama. Seperti biasanya jam segitu macet! Antrian kendaraan mulai terlihat sekitar 40-50 meter sebelum belokan masuk Bukit Baruga.

Entah karena kaki ini yang keasikan menekan pedal gas, jalanan yang lumayan menurun, atau teralihkan perhatian karena ada bunyi sms lagi yang masuk
Dan.. Brakkk!!!
Mobil honda city hitam didepanku pun bumpernya penyok dan kap bagasi terangkat.
Ya Allah, nabrak lagi deh!

Berusaha tenang, Jurus yang sama saya gunakan yaitu, turun dengan muka memelas dan memohon maaf.
Tapi… Rupanya tidak semua yang melihat mukaku menjadi kasihan. Saya tetap dapat marah dari orang itu.
Yah… Bapak yang berusia sekitar 55 tahunan tersebut marah-marah. Setiap saya berbicara pasti ditimpali dengan emosi.

Saya ingat salah satu pernyataan yg pernah disampaikan oleh salah satu motivator marketing, jika ada client yang komplen, biarkan saja dia berbicara, jangan dibantah sampai dia reda sendiri, karena semakin kita menimpali, itu sama saja dengan menyiram bensin di perapian.

Maka diamlah saya sambil mendengarkan bapak itu marah-marah.

“Saya orang di sini!”, sahutnya
“Saya juga orang sini pak!”, eh tapi ini cuma dalam hati, kalau lepas bisa dikeplak

Pokoknya apa pun yang bapak itu bilang saya cuma iyah, iyah, iyah saja
Alhasil amarahnya mereda dan bilang, ayo sama-sama ke rumah ibu.

Tanpa babibu saya cuma bilang “mari pak”

Setelah sepakat menuju rumah, kami yang sempat parkir dipinggir meminta jalan untuk bisa jalan lagi. Si bapak ini dengan mulus meminta jalan, tetapi saya tidak.
Biarpun lampu weser sudah saya nyalakan dan meminta jalan tetap saja mobil disebelahku mepet, tidak mau memberi space.
Mungkin saat-saat biasa saya mengalah, tapi kali ini tidak!
Saya berusaha untuk dapat jalan karena kuatir ketinggalan oleh bapak itu.
Dan karena ngotot tidak memberi jalan, akibatnya…srreeeeettt.
Terasa sekali bahwa pasti tergores, dan saya sih siap saja dengan kejadian ini. Tetapi rupanya orangnya tidak berhenti dan turun, kemungkinan juga dia tidak menyadari.

Begitu sampai di rumah langsung saya mengecek goresan itu.
Mantap! Cat mobil orang itu menempel di mobilku. Yah sebenarnya kasihan juga rasanya kepada dia tapi dianya yang tidak mau mengalah dengan kondisi saya yang lagi bermasalah. Tidak ada empathy sama sekali.

Beradu gesekan dengan livinaku kemungkinan besar mobil orang lain yang akan bermasalah. Alasannya clear yang dipakai si livi itu clear tebal dan kuat sehingga saya akan cukup memoles saja tapi dia tidak harus dengan dicat ulang

Singkat cerita saya akhirnya berbicara ulang dengan bapak itu dan again, kartu nama dengan mulus saya berikan.

Insya Allah besok atau lusa bapak itu akan ke bengkel untuk memperbaiki mobilnya. Walaupun sempat dia bilang, akan lihat bengkel dulu jika tidak dia akan minta pindah ke bengkel lain. Takutnya pekerjaannya abal-abal saja.
Wah berarti bersiap-siap untuk claim asuransi jika dia menunjuk bengkel lain.

Doain yah, semoga ini menjadi pelajaran bagi saya dan lebih berhati-hati lagi dalam berkendara dan semoga kejadian ini tidak menimpa teman-teman semua.
Amiinn

27 thoughts on “Untuk Ke-2 Kalinya, Jatuh Di Lubang Yang Sama”

    1. iyah.. mus.. semakin padat jalanan semakin besar kemungkinan untuk saling bersenggolan satu dengan lain
      mmm… harusnya ini juga peluang bisnis #eh ๐Ÿ˜€

    1. iyah.. mus.. semakin padat jalanan semakin besar kemungkinan untuk saling bersenggolan satu dengan lain
      mmm… harusnya ini juga peluang bisnis #eh ๐Ÿ˜€

  1. hehehe itumi keknya keluar peraturan kena tilang kalau kedapatan menggunakan HP ketika mengendarai ๐Ÿ™‚

    anyway semoga dilancarkan mamie, tidak minta macam2 ji orangnya ๐Ÿ™‚

    1. alhamdulillah, mobilnya sementara dikerja dan ternyata bapaknya mau masukin mobil lainnya untuk dikerja hehehe
      mungkin ini memang sudah jalannya kenalan dengan cara yang kurang enak di awalnya, semoga berlanjut baik.

      Tapi tobat betulan ma’ sekarang hape dalam tas saja. bunyi apa pun dia saya tidak akan menghiraukannya sepanjang saya berkendara
      thanks yah kakak aruL ^^

  2. hehehe itumi keknya keluar peraturan kena tilang kalau kedapatan menggunakan HP ketika mengendarai ๐Ÿ™‚

    anyway semoga dilancarkan mamie, tidak minta macam2 ji orangnya ๐Ÿ™‚

    1. alhamdulillah, mobilnya sementara dikerja dan ternyata bapaknya mau masukin mobil lainnya untuk dikerja hehehe
      mungkin ini memang sudah jalannya kenalan dengan cara yang kurang enak di awalnya, semoga berlanjut baik.

      Tapi tobat betulan ma’ sekarang hape dalam tas saja. bunyi apa pun dia saya tidak akan menghiraukannya sepanjang saya berkendara
      thanks yah kakak aruL ^^

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *